Selasa, 30 Juni 2009

Iman Kepada kitab-KitabNya

Al Quran Berasal Dan Sisi Allah SWT
Al Quran merupakan sebuah kitab berbahasa arab yang dibawa oleh Muhammad saw. Dalam menentukan darimana asal Al Quran, akan kita dapatkan 3 kemungkinan, yaitu: 1) kitab itu merupakan karangan orang Arab, 2) kitab itu merupakan karangan Nabi Muhammad saw., atau 3) kitab itu berasal dari Allah Kiranya, tidak ada lagi kemungkinan selain ketiga ini, dilihat dari kenyataan bahwa Al Quran menggunakan bahasa Arab dan usluub (gaya bahasa) Arab. Pembahasan dari Ketiga kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut:  
a. Pertama, ia merupakan karangan bangsa Arab.
 Kemungkinan yang pertama ini, yang mengatakan bahwa Al Qur'an merupakan karangan bangsa Arab adalah suatu kemungkinan yang bathil. Sebab Al Qur'an sendiri menantang mereka (bangsa Arab) untuk membuat karya yang serupa. Sebagaimana tertera dalam ayat :
“Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".” [QS Hud: 13]
“Katakanlah: ‘Kalau benar yang kamu katakan maka coba datangkan sebuah surat yang menyamainya.” [QS Yunus: 38]
Bangsa Arab telah berusaha untuk menghasilkan karya yang serupa, akan tetapi mereka tidak juga berhasil. Jadi Al Qur'an bukan berasal dari perkataan orang Arab, karena ketidakmampuan mereka untuk menghasilkan karya yang serupa.
b. Kedua, ia merupakan karangan Muhammad SAW. 
Adapun kemungkinan yang kedua, yang mengatakan bahwa Al Qur'an itu karangan Muhammad SAW, adalah kemungkinan yang bathil pula. Sebab Muhammad adalah orang Arab juga. Bagaimanapun jeniusnya, tetaplah ia sebagai seorang manusia yang menjadi salah satu anggota dari bangsanya. Selama bangsa Arab tidak mampu menghasilkan karya yang serupa, maka masuk akal pula apabila Muhammad SAW yang orang Arab itu juga tidak mampu menghasilkan karya yang serupa. Jelaslah bahwa Al Qur'an, bukan karangannya.
Hal tersebut makin diperkuat dengan banyaknya hadits-hadits shahih dan mutawatir dari Nabi Muhammad SAW, yang bila setiap hadits ini dibandingkan dengan ayat manapun dalam Al Qur'an maka tidak akan dijumpai adanya kemiripan dari segi gaya bahasa (uslub), padahal keduanya berasal dari orang yang sama. Akan tetapi keduanya tetap berbeda dari segi gaya bahasanya. Dan bagaimanapun kerasnya seseorang menciptakan berbagai macam gaya bahasa dalam pembicaraannya, tetap akan terdapat kemiripan antara gaya bahasa yang satu dengan gaya bahasa yang lain. Jadi karena tidak ada kemiripan antara gaya bahasa Al Qur'an dengan gaya bahasa hadits maka yakinlah bahwa Al Qur'an itu bukan perkataan Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian maka terbantahlah kemungkinan pertama dan kedua. Kini tinggal tuduhan lain yang mereka lontarkan, yaitu bahwa Al Qur'an itu di sadur oleh Muhammad SAW dari seorang pemuda Nasrani bernama Jabr. Tuduhan itu ditolak keras oleh Allah SWT melalui firmannya:
“(Dan) Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, ‘Sesungguhnya Al Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya (adalah) bahasa ‘ajami (non arab), sedangkan Al Qur'an itu dalam bahasa Arab yang jelas.” [QS An-Nahl: 103]
Inilah pembuktian yang jelas bahwa Al Qur'an itu bukan karangan bangsa Arab atau karangan Muhammad SAW. Al Qur'an adalah perkataan Allah (kalamullah) yang menjadi mukjizat bagi pembawanya (Muhammad SAW). Tidak ada kemungkinan lain selain ini, dilihat dari kenyataan bahwa Al Qur'an itu berbahasa Arab.
c. Ketiga, ia berasal dari Allah semata, sebagaimana pernyataan pembawanya. 
Setelah kedua kemungkinan tersebut terbantahkan, kini hanya tinggal satu kemungkinan yaitu bahwa Al Qur’an itu adalah kalamullah. Kemungkinan inilah yang shahih di antara tiga kemungkinan yang ada. Kemungkinan ini sekaligus membuktikan bahwa Muhammad SAW adalah Rasulullah karena tidak ada yang membawa syariat dan mukjizat kecuali seorang nabi dan rasul. Sedangkan yang membawa syariat (Al Qur’an) tersebut tidak lain adalah Muhammad SAW.

Al Qur’an merupakan kitab suci yang dipelihara/dijaga keasliannya langsung oleh Allah dan sekaligus berfungsi sebagai penyempurna dan penghapus syari’at-syari’at nabi dan rasul sebelumnya. Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” [QS. Al-Hijr: 9]
“Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu.” (QS Al-Maidah: 48)
Al Qur’an telah mampu mengadakan revolusi mental dan sosial serta mengubah dan menuntun pemikiran manusia selama empat belas abad. Ia juga telah mengubah wajah sejarah manusia dan membangun suatu umat yang lemah menjadi perkasa, menerangi mereka dari jalan sesat ke jalan lurus dan menyatupadukan barisan yang tadinya cerai berai. Dengan karunia Allah dan petunjuk Al Qur'an, terwujudlah kesatuan umat di bawah undang-undang yang menegakkan hukum dan keadilan di muka bumi ini. Ia juga menjadi penuntun bagi umat dan menjadi misi universal sebagai puncak mahkota keagungan peradaban manusia.
Dengan Al Qur'an, Nabi SAW telah membangkitkan taraf pemikiran orang Arab yang tadinya tenggelam dan terpecah belah dalam fanatisme jahiliyah, buta huruf dan hidup dalam budaya berhala yang nista, kearah kehidupan yang gilang gemilang. Beliau menyembuhkan lalu menyatukan mereka dengan Al Qur'an dan perkataan yang penuh hikmah.
Ajaran-ajaran yang tercantum di dalam Al Qur'an dan umat yang telah menerimanya sebagai ajaran kehidupan, ternyata telah mampu mengangkat umat lain, baik yang masih terbelakang maupun yang telah maju peradabannya. Padahal kalau ditilik dari sejarahnya, dahulunya masih banyak yang buta huruf, tidak berilmu dan juga tidak pernah belajar dari bangsa lain.
Cukuplah bukti bahwa mukjizat Al Qur'an telah mampu menyebabkan orang menjadi beriman. Bangsa yang buta huruf telah menjadi bangsa yang berilmu dan mampu memimpin dunia. Bangsa Arab maupun ‘Ajam (non Arab) yang tadinya hidup dalam kegelapan jahiliyah, menjadi bangsa beradab dan berbudaya tinggi. Tidaklah mengherankan bahwa kemajuan umat masa lampau di segala bidang ilmu dan budaya, disebabkan karena Al Qur'an telah menunjukan bermacam ilmu, seperti astronomi, sejarah, syari’at, strategi perang, politik dan lain-lain. Semua itu secara jelas membuktikan bahwa Al Qur'an mutlak kebenarannya sebagai wahyu Allah.
Pengakuan akan kebenaran Al Qur'an juga dicetuskan para cendekiawan barat dari berbagai disiplin ilmu. Sebagian besar dari mreka telah tunduk dan mengakui bahwa Al Qur'an adalah kitab suci (Al Wahyu) yang bersumber dari Allah, apalagi setelah terbukti berbagai penemuan baru pada abad mutakhir kini dan sebelumnya
Imanan Kepada Kitab Samawi Yang Lain 
Mengenai keimanan kepada kitab samawi yang lainnya, maka dalilnya adalah secara naqli. Allah telah memberitahukah kepada kita dalam Al Quran bahwa Dia telah menurunkan Kitab Zabur kepada Nabi Daud as., Kitab Taurat kepada Nabi Musa as., Kitab Injil kepada Nabi Isa as. dan Shuhuf kepada Nabi lbrahim as. Allah berfirman:
“Dan kami berikan Zabur kepada Daud" [QS. Al-lsraa: 55]
“Dan (Allah) menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Quran), sebagai petunjuk bagi manusia” [QS. Ali Imran: 3-4]
“Sesungguhnya ini (Al Quran) benar-benar terdapat dalam kitab-kitab terdahulu, yaitu kitab-kitab lbrahim dan Musa” [QS. Al-A'laa: 18-19].
Sumber: Mafahim BKLDK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar