Selasa, 30 Juni 2009

Iman Kepada Rasul-rasulNya dan Termasuk Muhammad Saw.

Adapun bukti mengenai hubungan manusia terhadap para rasul dapat kita lihat dari terbuktinya manusia sebagai mahluk Allah SWT yang bersifat terbatas, akal dan kemampuannya. Juga dapat dilihat dari terbuktinya agama itu sebagai suatu hal yang fitri dalam diri manusia, karena ia merupakan salah satu fitrah pen-taqdis-an (pengagungan dan pensucian-peny) manusia. Dalam fitrahnya itu manusia senantiasa mentaqdiskan Penciptanya. Pekerjaan mentaqdiskan inilah yang selanjutnya dikenal sebagai ibadah, yang merupakan tali penghubung antara manusia dan Penciptanya. Apabila hubungan ini dibiarkan sendiri tanpa aturan akan cenderung terjadi kekacauan ibadah serta menyebabkan terjadinya penyembahan terhadap selain dari pencipta yang sebenarnya. Jadi harus ada aturan tertentu yang mengatur hubungan ini dengan baik. Hanya saja aturan ini tidak boleh datang dari pihak manusia, karena ia sendiri tidak mampu memahami hakekat Al Khaliq (maksudnya tentang perbuatannya, apakah perbuatan itu diterima atau ditolak oleh Al Khaliq-peny) untuk dapat meletakkan aturan antara dirinya dengan Sang Pencipta. Karenanya aturan ini harus datang dari Al Khaliq serta harus sampai ke tangan manusia. Maka tidak boleh tidak harus ada para rasul yang menyampaikan agama Allah ini kepada umat manusia.
Bukti lain akan kebutuhan manusia terhadap para rasul adalah bahwa pemuasan manusia akan tuntutan kebutuhan-kebutuhan jasmani dan gharizah/nalurinya merupakan hal yang mutlak diperlukan. Jika pemuasan ini dibiarkan berjalan tanpa aturan akan menjadi pemuasan yang salah, berlebihan serta menyebabkan malapetaka bagi manusia. Karena itu harus ada aturan yang mengatur gharizah dan kebutuhan-kebutuhan jasmani ini. Tetapi aturan ini tidak boleh datang dari pihak manusia, sebab pemahamannya dalam mengatur gharizah dan kebutuhan jasmani selalu menjadi obyek (sasaran) kekeliruan, perselisihan dan keterpengaruhan oleh lingkungan yang didiaminya. Maka dari itu aturan tersebut harus datang dari Allah SWT, yang untuk dapat sampai ke tangan manusia, haruslah melalui seorang rasul.
Dalil yang menunjukkan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah adalah dalil aqli. Karena telah terbukti secara aqli bahwa Al Quran berasal dari Allah Sedangkan Muhammad adalah orang yang membawa Al Quran. Al Quran sendiri adalah kalam Allah dan Syari'at-Nya. Dan tidak ada yang membawa kalam Allah dan syariat-Nya, kecuali para Nabi dan Rasul. Dengan demikian, maka Muhammad saw. adalah Nabi dan Rasul berdasarkan dalil aqli. Adapun keimanan kepada para Rasul dan Nabi Allah yang lainnya, maka dalilnya adalah naqli bukan aqli. Al Quran telah menjelaskan tentang hal ini, misalnya keimanan bahwa sesunguhnya Nuh adalah Rasul, demikian juga halnya dengan ldris, lbrahim, Ismail, Musa dan lain-lain. Mereka semua adalah para Rasul. Firman Allah:
“Semuanya beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, (seraya mereka mengatakan) ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seorang (dengan yang lain) daripada rasul-rasul-Nya’” [QS. Al-Baqarah: 285].
Maksudnya adalah bahwa mereka semua adalah Rasul yang diutus Allah dengan membawa perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya.
Sumber: Mafahim BKLDK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar